berikut ulasannya:
"Ada apa dengan Tarekat .....??? | 8:27 Am |
Assalamu'alaikum Wr.Wb. Tarekat ato Torekot mungkin istilah itu sering kita dengar. Tetapi coba kita pikirkan, implementasi Tarekat yang berkembang di masyarakat ato umat Islam di Indonesia khususnya. Sebelumnya kita perlu ketahui bahwa syarat diterima ibadah kita oleh Allah SWT. adalah dua , yaitu Untuk point nomer 1, kita tidak bisa memberikan penilaian...karena ikhlas adalah urusan hati ato Qolbu, dan Allah SWT. sudah menegaskan dalam Al-Qur'an bahwa urusan penilaian hati adalah hak mutlak-Nya. Malaikat, Iblis ato Jin, Rasul, Nabi, Wali Allah...tidak ada satupun makhluk-Nya yang bisa membaca isi hati kecuali atas seizin-Nya. Karena urusan hati adalah masalah ghaib, sedangkan Allah SWT. adalah yang Maha Ghaib, tidak ada satu makhluk-Nya pun yang mengerti urusan ghaib selain Allah SWT. ( QS. Al-Faathir:38 ) Untuk point nomer 2, kita masih bisa memberikan penilaian yaitu dengan landasan Al-Qur'an dan Hadist yang Shahih.....tanpa MENGURANGI dan MENAMBAHI. Kadang kita sebagai manusia merasa lebih PINTAR dari Allah SWT. dan Rasull-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW. Contohnya al, sbb : 1. Dengan mewajibkan sesuatu yang harusnya tidak wajib 2. Menutup-nutupi sebagian ilmu dalam Islam, dengan alasan belum waktunya kita mempelajari, karena kita dianggap blm mampu ato tidak mampu. Aneh....benar2 aneh...padahal Islam itu jelas dan terang.... seakan2 malamnya seperti siang. Meskipun kita mengerti cuman satu huruf kita boleh mengajarkannya ke orang lain, tidak perlu kita menunggu hapal seluruh Al-Qur'an dahulu. Dan masih banyak lagi ulah sebagian umat yang merasa lebih PINTAR dari Allah SWT. dan Rasul-Nya yaitu dengan MENAMBAHI dan MENGURANGI sebagian ato seluruh syariat Islam yang ada pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kita berlindung kepada Allah SWT. semoga kita tidak termasuk golongan sok PINTAR tesebut...Amiin...ya Robbal 'Alamiin... Wassalamu'alaikum Wr.Wb." |
Nah dari situ saya pun berkomentar:
"nunut komentar,
1. pernah dengar tentang ayat2 alquran yang dibaca dengan banyaknya tertentu akan dapat kita peroleh khasiatnya? nah masalah yang dibaca sebanyak 1000x sama dg pertanyaan td. nah masalah wajib tu seperti sebuah kewajiban hasil kebijakan dari sebuah organisasi misalnya organisasi A mewajibkan setiap pertemuan membayar uang kas sebesar xxx
2. masalah menutup-nutupi tu didasari dari pertimbangan para ulama, karena setiap manusia memiliki tingkat ke imanan yang berbeda2, apalagi ilmu yang mengenai pemaknahan hidup, jika sesorang dangan tingkat ke imanan yang belum cukup mempelajari ilmu tsb. bukan mendapatkan ilmunya malah akan tersesat dan musrik nah ini lah yang menurut saya menjadi dasar mengapa ada hal tsb.
ono sareat ono hakekat cobo mas kaji male mbok menawi agsal jawabane (terose guro ngaji kolo sien)
kulo nyuwun ngapunten yen koyok kemeroh, kulo sak dermo mbagi kaweru
matur suwon! "
sang pemosting pun menaggapi komentar saya, seperti berikut:
"Untuk pertanayaan point 1.
- Untuk amalan2 yang dibaca2 ato amalan lainnya.....boleh2 saja....asal memang ada dalil Al-Qur'an dan Hadist yang Shahih....ingat untuk urusan agama...jangan menggunakan dalil OTAK MANUSIA, Apa kata Organisasi, Kyai, Gus, dll....tapi harus berdasar dalil2 dari Al-Qur'an dan Hadist yang shahih. Kalau Manusia, Organisasi, Kyai, Gus tersebut berlandaskan Dalil yang Shahih...kita boleh mengikutinya.
- Untuk urusan muamalah / urusan dunia spt...jual beli, organisasi, dll....hukum dasarnya di hukum Islam adalah BOLEH. Maksudnya....seluruh urusan duniawi itu pada ASALNYA adalah BOLEH semua....KECUALI ada aturan dalam syariat Islam yang mengaturnya. Jadi masalah sumbangan organisasi, kas RT, patungan rekreasi...sah2 saja....
2. Untuk pertanyaan point 2
- Lha ini lah yang meracuni kita....selama ini....contoh ungkapan yang sering saya dengar kurang lebih, contoh : kamu masih belajar cara wudhu aja , udah berani belajar ngaji jeroan (jeroan = dalam = urusan hakekat dan ma'rifat ), kamu itu blm waktunya, masih hijau kamu, masih junior. Seakan2...orang yang ngaji jeroan itu adalah orang terpilih / mumpuni.
- Maaf....sebelumnya...perlu diingat lagi...dalam urusan AGAMA jangan menggunakan logika otak manusia.....gunakan DALIL yang Shahih dulu ....baru gunakan OTAK...itupun OTAK harus tidak boleh keluar dari garis DALIL yang Shahih.
- Ada ndak dalil yang Shahih yang mensyaratkan , kalau belum lulus Syariat jangan ke Tarekat, ato kalau belum lulus Tarekat ndak boleh belajar Hakekat...dst....????
Kalau ada...tolong di posting....!!!!
- Ingat...!!!! jangan menggunakan OTAK dulu baru DALIL......itu jadinya DALIL ikut OTAK , harusnya adalah OTAK yang ikut DALIL.
Wallahu'alam
Wassalamu'alaikum Wr.Wb. "
------
he... he... menurut saya( dasar bandel ) bahwa dalam urusan agama kita masih harus menggunakan otak karena untuk memutuskan masalah yang belum ada dalam al quran dan al hadist kita perlu melakukan idjtihat(kalo ga salah tulisannya begitu, lupa red). lagi-lagi otak diperlukan. dan manusia dikarunia otak karena manusia dikodratkan untuk belajar! ingat iqrok(kalo ga salah tulisannya begitu, lupa red).
tapi kalo diperdebatkan terus pasti gak ada ujungnya!! (ngalah + ilmu masih cetek takut salah he..... he....).
Alloh memberikan manusia kelebihan bisa berfikir, ber arti jelas bisa mencari mana benar mana salah, memperdebatkan masalah torekat/tarekat harus tau ilmunya dulu dan ilmu itu ilmu hati yg tidak terkontaminasi oleh nafsu. selama nafsu dunia masih berpengaruh besar pada yang lain nda akan bisa. jadi bahas aja yang bisa memperkuat aqidah dan akhlaq dan berilah contoh yng baik bahwa kita sbagai muslim yg baik.
ReplyDeleteTO Mas Sudirman, Makasih masukannya.
ReplyDeletesebenarnya aliran apapun itu baik ,karena mereka mempunyai landasan Al Quran dan hadist yang di jadikan dasarnya, menurut hadist Rosulluloh SAW "segala sesuatu itu berdasarkan niatnya" jadi tidak perlu mencari-cari kesalahan sesama muslim, Rosulluloh SAW bersabda "pada suatu masa sesudahku (nabi Muhammad) islam akan terbagi menjadi 73 golongan dan cuma 1 yang benar" jadi yang 72 golongan tidak benar atau salah,
ReplyDeleteMaaf mas sekarang itu banyak orang yg berilmu alias banyak orang pintar agam cuman diserap sebagai ilmu aja. tapi jaman skrng ini jarang orang berilmu sekaligus bisa menerapkan atau mengamalkannya. banyak orang pintar maslah agama ceramah dimana2 tapi pengamalannya sangat bertentangan dengan apa yg telah dipelajari dan diceramahkan pd intinya pingin dianggap sebagai orang pintar agama / ustad yg ujung2nya tetap msh duniawi. menurut sy mending ilmu agama pas2an tapi istiqomah untuk bs mengamalkannya..
ReplyDeletebuat mas Anonymous, makasih masukkannya. saya setuju yang penting istiqomah n gak aneh2(jalanin sesuai dengan Al Qur'an & hadist)
ReplyDeletesetuju pak rachmad. tapi jangan istiqamah terhadap apa yang tidak di ajarkan rasulullah.
Delete67i69o6e4
ReplyDeleteBuat mas sudirman...untuk membedakan perbuatan benar dan salah sangat2lah mudah karena semua itu sudah ada didalam alquran dan al hadistz kita tinggal membacanya...dan untuk membedakan perbuatan itu benar atau salah itu adalah amalannya orang syareat..semacam kyai atau ustadz untuk disampaikan pada manusia2 yg malas berpikir
ReplyDeleteBuat anonymous....Dari sekian banyak manusia yg membaca alquran hanya sedikit sekali yg mengerti artinya...Dan dari sekian banyak yg mengerti artinya hanya sedikit sekali yg mengamalkan...Dan dari dari sekian banyak manusia mengamalkan hanya sedikit sekali dari mereka yg Ikhlas.
ReplyDeletedengar syi'ir gusdur aja..
ReplyDelete