AGAR MARTABAT DIRI KITA TETAP TERJAGA
Bergaul dalam rangka kebaikan serta tolong menolong dalam kebajikan dan takwa diperbolehkan, dan bahkan diperintahkan termasuk antar beda jenis. Tentu dalam batasan yang telah ditetapkan islam. Maka kita tidak boleh ber-'uzlah, yakni mengisolir dan menjauhkan diri dari pergaulan. Namun, kita juga tidak boleh minder dengan akhlak islam, sehingga kita larut dalam gaya hidup dan pergaulan modern yang bebas tanpa ikatan norma moral dan agama. Justru, kita harus pede karena islam menuntuk kira agar bermartabat dan kepribadian mulia kita tetap terpelihara, serta tidak terjerumus dalam budaya pergaulan yang merusak, dan berikut ini panduan ringkas tentang adab pergaulan pria-wanita menurut Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad saw.
1. MENJAGA PANDANGAN
Allah berfiman, "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluaanya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. sesunguhnya Allah Maha mengetahui apa yang merka perbuat."
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluanya"(QS. An Nur 30-31).
dan hal itu karena pandangan(terhadap beda jenis) merupakan salah satu pintu utama syetan. Nabi saw. pernah memalingkan muka Al Fadhi bin Al Abbas(sepupu beliau) ketika Al Fadhi berlama-lama memandang seorang wanita(HR. A Bukhari, Abu Dawud dan An-Nassa-i).
2. MENGENAKAN PAKAIAN YANG SOPAN SESUAI KAIDAH AGAMA
Khusus muslimah, wajib menutup seluruh tubuh selain wajah dan telapak tangan. Jangan yang tipis dan jangan dengan potongan yang menampakkan lekuk tubuh. Allah berfirman, "... dan janganlah merka menempatkan perhiasanya kecuali yang bisa tampak(yaitu wajah dan telapak tangan). dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ..."(QS. An Nur 31).
dengan pakian tersebut,. dapat dibedakan antara wanita baik-baik dengan wanita nakal. "... yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, dan agar mereka tidak diganggu..."(QS. Al Ahzab 59).
3. MEMATUHI ADAB2 WANITA MUSLIMAH -DALAM SEGALA HAL- TERHADAP LAKI-LAKI
a. Menghindari ucapan, tindakan, sikap dan semacamnya yang bersifat genit dan yang berpontensi kuat membangkitkan birahi laki-laki, Allah berfirman,"... maka janganlah kamu "tunduk" (berlembut-lembut) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. dan ucapkanlah perkataan yang baik."(QS. AL AHzab 32).
b. Menghindari bercanda dengan pria dan menjauhi pintu-pintu fitnah seperti SMSan yang tidak perlu dan bertelepon diluar kebutuhan, pembicaraan yang menyerempet-menyerempet bahaya dsb.
c. Dalam berjalan jangan memancing perhatian pria. Firman Allah, "... dan janganlah mereka mukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan..."(QS. An Nur 31). dan Allah memberi contoh wanita yang baik, "Kemudian datanglah kepada musa salah seorang dari kedua wanita itu yang berjalan malu-malu..." (QS. Al Qashash 25).
d. Jangan bertabaruj(tampil mencolok dalam berpakaian, perhiasan, make-up, ucapan, langka, prilaku, sikap, dll) sebagaimana wanita jahilia tempo dulu ataupun jahilia modern, seperti dalam hadis Nabi saw, "(yaitu) wanita-wanita yang menyimpang dari ketaatan dan menjadikan hati laki-laki cenderung kepada kerusakan(kemaksiatan)" (HR. Ahmad dan Muslim).
f. Menjauhkan diri dari parfum, warna-warna, perhiasan, dan semacamnya yang mencolok saat diluar rumah dan dalam pertemuan dengan kaum laki-laki.
4. JANGAN BERKHALWAT(BERDUA-DUAN)
Artinya dilarang berduan,baik dalam ruang maupun dalam kendaraan, atau lainya. "janganlah sekali-kali seseorang diantara kali berkhalwat dengan seorang wanita, kecuali bersama mahram(si wanita)," sabda Nabi saw. melarang berduaan, sabda beliau: "janganlah kamu masuk ketempat wanita". seorang sahabat anshar bertanya, "bagaiman dengan ipar?" beliau menjawab, "ipar itu (ibarat) kematian (yakni lebih membahayakan)" (HR. Muttafaq 'alaih).
5. BERINTERAKSI SEPERLUNYA
Interaksi dan pertemuan (pria dan wanita) itu seharusnya sebatas kebutuhan saja, dan tidak berlebih-lebihan yang dapat menjahukan wanita dari naluri kewanitaanya, menimbulkan fitnah, atau membuatnya lalai dari kewajiban suci dan utamanya didalam keluarga.
Atau dengan kata lain, pada prinsipnya kaidah yang harus dijaga dalam hal ini kaida pembatasan. masing-masing harus berkomitmen kuat untuk selalu membatasi diri. sehigga tidak melakukan interaksi langsung beda jenis nonmahrom, kecuali ketika ada kebutuhan riil saja dan hanya sebatas kadar kebutuhan itu pula. atau dengan kata lain lagi, setiap kali berhubungan dan berkomunikasi langsung dengan beda jenis dan nonmahram. muslim/muslimah harusnya selalu waspada dan mengingat kata peringatan: "AWAS BAHAYA!!!"
Yang jelas, janganlah muslim/muslimah menyikapi pergaulan dengan beda jenis nonmahrom itu sama bebasnya dengan pergaulan dengan sejenis. misalnya dalam percakapan, bersenda gurau, dll. karena itu sering terjadi khususnya antara muslim dan muslimah yang bertetangga atau berdekatan, baik dalam tempat tinggal, tempat kerja, sekolah maupun lainnya.
Al Falah, Januari 2009, hal 11
Bergaul dalam rangka kebaikan serta tolong menolong dalam kebajikan dan takwa diperbolehkan, dan bahkan diperintahkan termasuk antar beda jenis. Tentu dalam batasan yang telah ditetapkan islam. Maka kita tidak boleh ber-'uzlah, yakni mengisolir dan menjauhkan diri dari pergaulan. Namun, kita juga tidak boleh minder dengan akhlak islam, sehingga kita larut dalam gaya hidup dan pergaulan modern yang bebas tanpa ikatan norma moral dan agama. Justru, kita harus pede karena islam menuntuk kira agar bermartabat dan kepribadian mulia kita tetap terpelihara, serta tidak terjerumus dalam budaya pergaulan yang merusak, dan berikut ini panduan ringkas tentang adab pergaulan pria-wanita menurut Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad saw.
1. MENJAGA PANDANGAN
Allah berfiman, "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluaanya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. sesunguhnya Allah Maha mengetahui apa yang merka perbuat."
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluanya"(QS. An Nur 30-31).
dan hal itu karena pandangan(terhadap beda jenis) merupakan salah satu pintu utama syetan. Nabi saw. pernah memalingkan muka Al Fadhi bin Al Abbas(sepupu beliau) ketika Al Fadhi berlama-lama memandang seorang wanita(HR. A Bukhari, Abu Dawud dan An-Nassa-i).
2. MENGENAKAN PAKAIAN YANG SOPAN SESUAI KAIDAH AGAMA
Khusus muslimah, wajib menutup seluruh tubuh selain wajah dan telapak tangan. Jangan yang tipis dan jangan dengan potongan yang menampakkan lekuk tubuh. Allah berfirman, "... dan janganlah merka menempatkan perhiasanya kecuali yang bisa tampak(yaitu wajah dan telapak tangan). dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ..."(QS. An Nur 31).
dengan pakian tersebut,. dapat dibedakan antara wanita baik-baik dengan wanita nakal. "... yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, dan agar mereka tidak diganggu..."(QS. Al Ahzab 59).
3. MEMATUHI ADAB2 WANITA MUSLIMAH -DALAM SEGALA HAL- TERHADAP LAKI-LAKI
a. Menghindari ucapan, tindakan, sikap dan semacamnya yang bersifat genit dan yang berpontensi kuat membangkitkan birahi laki-laki, Allah berfirman,"... maka janganlah kamu "tunduk" (berlembut-lembut) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. dan ucapkanlah perkataan yang baik."(QS. AL AHzab 32).
b. Menghindari bercanda dengan pria dan menjauhi pintu-pintu fitnah seperti SMSan yang tidak perlu dan bertelepon diluar kebutuhan, pembicaraan yang menyerempet-menyerempet bahaya dsb.
c. Dalam berjalan jangan memancing perhatian pria. Firman Allah, "... dan janganlah mereka mukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan..."(QS. An Nur 31). dan Allah memberi contoh wanita yang baik, "Kemudian datanglah kepada musa salah seorang dari kedua wanita itu yang berjalan malu-malu..." (QS. Al Qashash 25).
d. Jangan bertabaruj(tampil mencolok dalam berpakaian, perhiasan, make-up, ucapan, langka, prilaku, sikap, dll) sebagaimana wanita jahilia tempo dulu ataupun jahilia modern, seperti dalam hadis Nabi saw, "(yaitu) wanita-wanita yang menyimpang dari ketaatan dan menjadikan hati laki-laki cenderung kepada kerusakan(kemaksiatan)" (HR. Ahmad dan Muslim).
f. Menjauhkan diri dari parfum, warna-warna, perhiasan, dan semacamnya yang mencolok saat diluar rumah dan dalam pertemuan dengan kaum laki-laki.
4. JANGAN BERKHALWAT(BERDUA-DUAN)
Artinya dilarang berduan,baik dalam ruang maupun dalam kendaraan, atau lainya. "janganlah sekali-kali seseorang diantara kali berkhalwat dengan seorang wanita, kecuali bersama mahram(si wanita)," sabda Nabi saw. melarang berduaan, sabda beliau: "janganlah kamu masuk ketempat wanita". seorang sahabat anshar bertanya, "bagaiman dengan ipar?" beliau menjawab, "ipar itu (ibarat) kematian (yakni lebih membahayakan)" (HR. Muttafaq 'alaih).
5. BERINTERAKSI SEPERLUNYA
Interaksi dan pertemuan (pria dan wanita) itu seharusnya sebatas kebutuhan saja, dan tidak berlebih-lebihan yang dapat menjahukan wanita dari naluri kewanitaanya, menimbulkan fitnah, atau membuatnya lalai dari kewajiban suci dan utamanya didalam keluarga.
Atau dengan kata lain, pada prinsipnya kaidah yang harus dijaga dalam hal ini kaida pembatasan. masing-masing harus berkomitmen kuat untuk selalu membatasi diri. sehigga tidak melakukan interaksi langsung beda jenis nonmahrom, kecuali ketika ada kebutuhan riil saja dan hanya sebatas kadar kebutuhan itu pula. atau dengan kata lain lagi, setiap kali berhubungan dan berkomunikasi langsung dengan beda jenis dan nonmahram. muslim/muslimah harusnya selalu waspada dan mengingat kata peringatan: "AWAS BAHAYA!!!"
Yang jelas, janganlah muslim/muslimah menyikapi pergaulan dengan beda jenis nonmahrom itu sama bebasnya dengan pergaulan dengan sejenis. misalnya dalam percakapan, bersenda gurau, dll. karena itu sering terjadi khususnya antara muslim dan muslimah yang bertetangga atau berdekatan, baik dalam tempat tinggal, tempat kerja, sekolah maupun lainnya.
Al Falah, Januari 2009, hal 11
tulisannya bagus izin CP ya pak.......
ReplyDelete